Dimana para motivator bisnis ini begitu semangat mengajak audiennya untuk menjadi pengusaha, baik itu di wokshop, seminar, hingga sekolah-sekolah bisnis. Para pesertanya dijejali kisah-kisah sukses para pengusaha yang hanya dalam waktu 1 sampai 2 tahun sudah mampu jadi pengusaha sukses. Mereka gambarkan pengusaha sukses itu, hidup semau dewe, hidup mewah, Bangun kesiangan, main perintah anak buah, bisa jalan-jalan kemanapun yang mereka inginkan.
Ada banyak istilah-istilah para motivator bisnis yang sering kita dengar, misal "Bosnya jalan-jalan usahanya jalan sendiri". "Pengusaha itu bisa bangun kesiangan",dan masih banyak istilah yang sering mereka sematkan untuk memotivasi para audiennya untuk berwirausaha. Akan tetapi apa yang mereka lalukan terkesan hanya memberikan impian kosong kepada audiennya.
Bagaimana tidak! mereka hanya menceritakan kisah sukses saja, namun jarang sekali menceritakan begitu sulitnya merintis usaha dari 0, dan tidak jarang juga mereka mengajarkan cara-cara instan dalam buka usaha seperti membeli waralaba yang tidak sedikit usaha kemitraan itu adalah milik para motivator. Namun sayang kadang waralaba yang mereka miliki adalah waralaba abal-abal sehingga para audien yang ikut membelinya merasa dirugikan.
Bukan hanya itu, mereka mengajarkan cara membuka usaha dengan cara instan yakni dengan menggadaikan sertifikat rumah, mobil atau yang lainnya di lembaga keuangan seperti bank. padalah resiko berbisnis dengan menggunakan modal utang itu sangat besar kemudharatannya. Apalagi hutang itu adalah hutang riba, yang lambat lawun akan melilit leher para calon pengusaha pemula.
Jika ditinjau secara analisa keuangan maka sebuah usaha yang sebagian besar modalnya adalah pinjaman berbunga maka Resiko kerugiannya sangat besar. Sehingga ini akan berdampak buruk buat pengusaha itu sendiri ketika dia tidak mampu membayar cicilan utangnya maka bisa jadi aset pribadi yang ia miliki bisa hilang.
Namun sayang para motivator bisnis kebanyakan hanya ingin memanfaatkan audiennya buat keuntungan pribadi tanpa memperhatikan para uaidennya yang masih lugu atau polos dalam dunia usaha. Sehingga apa yang mereka perintahkan kepada audien langsung diikuti karena terpukau oleh orasi-orasi yang disampaikan oleh para motivator.
Tidak jarang kita temukan para alumni murid motivator bisnis menghujad guru mereka sendiri, terkadang mereka meminta uang pelatihan atau seminar yang begitu mahal untuk dikembalikan. Ada juga yang sudah terlanjur bermitra usaha dengan para motivator bisnis meminta untuk mengembalikan uang pembelian kemitraan mereka karena usaha yang mereka jalankan bangkrut serta merasa tertipu oleh para motivator.
Banyak kisah pilu yang kita temukan dilapangan akibat korban Impian kosong para motivator bisnis sehingga yang tinggal hanya penyesalan dari para audien. Nah mudah-mudahan dari artikel ini bisa kita petik pelajaran bahwa menjadi pengusaha itu tidak semudah yang kita bayangkan. Tidak semua orang bisa jadi pengusaha namun hanya buat orang-orang yang mau kerja keras dan tidak takut gagal serta berani mengambil resiko.
Saya setuju sekali dengan ulasan diatas, terkadang para motivator hanya memperlihatkan kesuksesannya tanpa menjelaskan secara detail perjalanan untuk menuju sebuah kesuksesan, yang ada para audiens hanya dijejeli kisah-kisah sukses saja sehingga audiens sangat tertarik dengan iming2 kata"SUKSES" dan menurut saya itu adalah impian kosong. keep posting :D
ReplyDeleteTerimakasih atas kunjungan nya, mudah2an saja banyak para calon pengusaha bisa memilah secara baik mana motivator yang berkualitas
ReplyDelete